Pemerintah mengusulkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat opsi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi secara bertahap Rp500 setiap tiga bulan pada 2013, kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Rudi Rubiandini. "Kami sedang bernegosiasi meyakinkan DPR untuk mengurangi
subsidi BBM dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2013," kata Rudi seusai menghadiri Diskusi Panel Ahli Ikatan Sarjana Nu (ISNU) di Jakarta, Jumat (19/10).
subsidi BBM dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2013," kata Rudi seusai menghadiri Diskusi Panel Ahli Ikatan Sarjana Nu (ISNU) di Jakarta, Jumat (19/10).
Rudi mengatakan, pemerintah mengusulkan pengurangan subsidi dengan menaikkan harga BBM premium secara bertahap setiap tiga bulan dengan tujuan menjaga daya beli masyarakat kurang mampu.
"Jika harga BBM premium dinaikkan secara serentak, dikhawatirkan masyarakat tidak siap," kata Rudi. Menurut Rudi, pengurangan subsidi secara bertahap itu akan membantu penghematan anggaran yang pada tahun ini sangat terbebani oleh subsidi energi.
Pada 2012 ini, pemerintah harus menambah anggaran subsidi BBM premium sebanyak Rp79,4 triliun menjadi Rp216,8 triliun akibat Batalnya rencana kenaikan harga atau pembatasan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) awal tahun. Tingginya harga harga minyak mentah Indonesia, yang pada periode Januari - September mencapai 114,1 dolar AS per barel disebut sebagai salah satu faktor membengkaknya anggaran subsidi karena asumsi dalam APBN Perubahan hanya 105 dolar AS per barel.
Selain itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegoro mengatakan (15/10) bahwa batalnya kenaikan harga premium telah membuat konsumsi pada bahan bakar minyak jenis itu melebihi kuota yang ditetapkan. Menurut Bambang, kuota konsumsi BBM 2012 harus ditambah sebanyak 3,5 juta kiloliter karena kuota sebelumnya yang berjumlah 40 juta kiloliter tidak cukup untuk memenuhi permintaan.
Dengan kondisi tersebut, Rudi menjelaskan, penting bagi pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM premium agar anggaran negara dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi.
"Selain itu, Kementerian ESDM juga sedang menggalakkan konversi dari BBM ke bahan bakar minyak agar konsumsi energi dalam negeri tidak terlalu bergantung pada BBM bersubsidi," kata dia. [Ant/L-8]
Kenaikan Harga BBM Membuat Rakyat Makin Sengsara! - Rencana kenaikan harga BBM sedang digodok oleh mereka-mereka yang mengaku wakil kita di gedung DPR nan mewah disana, kenaikan harga BBM direncanakan akan mulai diterapkan pada awal bulan April mendatang, harga bensin dan solar yang tadinya Rp.4500 naik menjadi Rp.6000, sebuah kebijakan dari pemerintah yang tidak pro terhadap masyarakat kecil, kenaikan harga BBM untuk mereka yang mempunyai kantong tebal mungkin tidak menjadi sebuah permasalah yang berarti namun untuk kita para masyarakat menengah ke bawah menjadi masalah yang sangat besar, seperti kita ketahui bersama bahwa bensin dan solar sudah seperti kebutuhan pokok buat masyarakat seperti kita, dan jika harga BBM naik sudah dapat dipastikan semua harga bahan pangan pun naik, biaya hidup juga naik, ini tidak sebanding dengan besarnya pendapatan yang diperoleh oleh masyarakat kita, harga BBM Rp.4500 pun banyak saudara-saudara kita yang hidup dengan keadaan yang memprihatinkan, apa lagi jika harga BBM naik. Masyarakat kita didominasi oleh masyarakat miskin tapi entah kenapa pemerintah justru ingin memiskinkan lagi masyarakatnya dengan cara menaikan harga BBM.
Biaya pendidikan mahal, biaya kesehatan mahal, ditambah harga BBM naik sungguh kehidupan yang sangat tidak adil bagi kita masyarakat kecil, Pemerintah telah lupa akan tugas memakmurkan dan mensejahterakan masyarakatnya, pemerintah hanya memakmurkan mereka-mereka yang kaya, mereka-mereka yang punya kedudukan, sedangkan kita masyarakat kecil telah dilupakan. Akibat kenaikan BBM sudah pasti akan meluas ke semua sector tidak hanya kebutuhan pokok saja, naiknya harga BBM akan menyebabkan kenaikan tarif transportasi, saudara-saudara kita yang berprofesi sebagai sopir angkutan umum pun akan berkurang pendapatannya karena semakin tingginya biaya operasional angkutan mereka, saudara kita para nelayan enggan melaut karena tidak mampu membeli bahan bakar dan mereka akan menambah jumlah penggangguran di negeri ini, tidak menganggur pun mereka sudah miskin apalagi jika mereka tidak punya pekerjaan, belum lagi para petani di negeri kita,mereka tidak mampu membeli pupuk untuk tanaman mereka karena mahalnya harga pupuk, keaadan ini semakin memperparah keadaan bangsa ini.
0 komentar:
Posting Komentar